Fungsi dan Pembagian Wewenang Organisasi

Fungsi, Struktur dan Pembagian Wewenang

FUNGSI ORGANISASI

Pengorganisasian :
Mengusahakan hubungan secara efektif antar orang-prang yang melahirkan kerjasama yang efisien sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan
Dengan kata lain, suatu tugas yang dikerjakan secara terorganisir seharusnya terselesaikan dengan lebih baik dan lebih cepat daripada tugas yang sama yang dikerjakan dengan tidak terorganisir.
Maka jika kita “berorganisasi” tetapi hasil kerja kita tidak lebih baik dan lebih cepat dibandingkan pekerjaan orang lain; maka dapat dikatakan kita belum bisa berorganisasi.

Fungsi-fungsi pokok management berorganisasi :
Perencanaan (Planning)
Pengorganisasian (Organizing)
Melaksanakan (Actuating)
Pengawasan (Controling)
Untuk : mencapai tujuan
STRUKTUR ORGANISASI

Dalam kerja berorganisasi, kita biasa mengenal adanya struktur organisasi. Struktur organisasi ini menggambarkan hirarki tanggungjawab dan pembagian tugas dalam organisasi tersebut.
Kemahiran dan potensi setiap orang berbeda. Setiap orang memiliki keunggulan dan kekurangannya sendiri. Dengan adanya positioning yang tepat, keunggulan seseorang dapat menutupi kekurangan orang lain dan demikian sebaliknya sehingga dapat terwujud suatu tim yang solid. Tim yang solid bukan yang beranggotakan orang-orang yang serba bisa, tetapi beranggotakan orang-orang yang memiliki keahlian-keahlian tertentu tiap orangnya dan memiliki positioning yang tepat.

Artikel Tentang AIDS

AIDS

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome(disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV; atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.
Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak.
Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Terkadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).

Gejala dan komplikasi
Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS.
HIV mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga beresiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan.Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.

Penyebab
AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofag, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter (µL) darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+di dalam darah serta adanya infeksi tertentu.Tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan. Namun demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya ialah kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi. Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah daripada orang yang lebih muda, sehingga lebih beresiko mengalami perkembangan penyakit yang pesat. Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat mempercepat perkembangan penyakit ini.
Warisan genetik orang yang terinfeksi juga memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal secara alami terhadap beberapa varian HIV.HIV memiliki beberapa variasi genetik dan berbagai bentuk yang berbeda, yang akan menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda-beda pula.Terapi antiretrovirus yang sangat aktif akan dapat memperpanjang rata-rata waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan hidup.

Penularan seksual
Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual reseptif tanpa pelindung lebih beresiko daripada hubungan seksual insertif tanpa pelindung, dan resiko hubungan seks anal lebih besar daripada resiko hubungan seks biasa dan seks oral. Seks oral tidak berarti tak beresiko karena HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun insertif.
Kekerasan seksual secara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena pelindung umumnya tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap rongga vagina yang memudahkan transmisi HIV
Penyakit menular seksual meningkatkan resiko penularan HIV karena dapat menyebabkan gangguan pertahanan jaringan epitel normal akibat adanya borok alat kelamin, dan juga karena adanya penumpukan sel yang terinfeksi HIV (limfosit dan makrofag) pada semen dan sekresi vaginal. Penelitian epidemiologis dari Afrika Sub-Sahara, Eropa, dan Amerika Utara menunjukkan bahwa terdapat sekitar empat kali lebih besar resiko terinfeksi AIDS akibat adanya borok alat kelamin seperti yang disebabkan oleh sifilis dan/atau chancroid. Resiko tersebut juga meningkat secara nyata, walaupun lebih kecil, oleh adanya penyakit menular seksual seperti kencing nanah, infeksi chlamydia, dan trikomoniasis yang menyebabkan pengumpulan lokal limfosit dan makrofag.
Transmisi HIV bergantung pada tingkat kemudahan penularan dari pengidap dan kerentanan pasangan seksual yang belum terinfeksi. Kemudahan penularan bervariasi pada berbagai tahap penyakit ini dan tidak konstan antarorang. Beban virus plasma yang tidak dapat dideteksi tidak selalu berarti bahwa beban virus kecil pada air mani atau sekresi alat kelamin. Setiap 10 kali penambahan jumlah RNA HIV plasma darah sebanding dengan 81% peningkatan laju transmisi HIV.
Wanita lebih rentan terhadap infeksi HIV-1 karena perubahan hormon, ekologi serta fisiologi mikroba vaginal, dan kerentanan yang lebih besar terhadap penyakit seksual.
Orang yang terinfeksi dengan HIV masih dapat terinfeksi jenis virus lain yang lebih mematikan.

Kontaminasi patogen melalui darah
Jalur penularan ini terutama berhubungan dengan pengguna obat suntik, penderita hemofilia, dan resipien transfusi darah dan produk darah. Berbagi dan menggunakan kembali jarum suntik (syringe) yang mengandung darah yang terkontaminasi oleh organisme biologis penyebab penyakit (patogen), tidak hanya merupakan resiko utama atas infeksi HIV, tetapi juga hepatitis B dan hepatitis C. Berbagi penggunaan jarum suntik merupakan penyebab sepertiga dari semua infeksi baru HIV dan 50% infeksi hepatitis C di Amerika Utara, Republik Rakyat Cina, dan Eropa Timur. Resiko terinfeksi dengan HIV dari satu tusukan dengan jarum yang digunakan orang yang terinfeksi HIV diduga sekitar 1 banding 150.
Post-exposure prophylaxis dengan obat anti-HIV dapat lebih jauh mengurangi resiko itu. Pekerja fasilitas kesehatan (perawat, pekerja laboratorium, dokter, dan lain-lain) juga dikhawatirkan walaupun lebih jarang. Jalur penularan ini dapat juga terjadi pada orang yang memberi dan menerima rajah dan tindik tubuh. Kewaspadaan universal sering kali tidak dipatuhi baik di Afrika Sub Sahara maupun Asia karena sedikitnya sumber daya dan pelatihan yang tidak mencukupi. WHO memperkirakan 2,5% dari semua infeksi HIV di Afrika Sub Sahara ditransmisikan melalui suntikan pada fasilitas kesehatan yang tidak aman.
Oleh sebab itu, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, didukung oleh opini medis umum dalam masalah ini, mendorong negara-negara di dunia menerapkan kewaspadaan universal untuk mencegah penularan HIV melalui fasilitas kesehatan.
Resiko penularan HIV pada penerima transfusi darah sangat kecil di negara maju. Di negara maju, pemilihan donor bertambah baik dan pengamatan HIV dilakukan. Namun demikian, menurut WHO, mayoritas populasi dunia tidak memiliki akses terhadap darah yang aman dan "antara 5% dan 10% infeksi HIV dunia terjadi melalui transfusi darah yang terinfeksi".

Penularan masa perinatal
Transmisi HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui rahim (in utero) selama masa perinatal, yaitu minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat persalinan. Bila tidak ditangani, tingkat penularan dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan adalah sebesar 25%. Namun demikian, jika sang ibu memiliki akses terhadap terapi antiretrovirus dan melahirkan dengan cara bedah caesar, tingkat penularannya hanya sebesar 1%.
Sejumlah faktor dapat memengaruhi resiko infeksi, terutama beban virus pada ibu saat persalinan (semakin tinggi beban virus, semakin tinggi resikonya). Menyusui meningkatkan resiko penularan sebesar 4%.

Lebih Jauh dengan HIV/AIDS dan Penanggulanggannya
Sampai kini, mendengar kata HIV/AIDS seperti momok yang mengerikan. Padahal jika dipahami secara logis, HIV/AIDS bisa dengan mudah dihindari. Bagaimana itu?Prevalensi HIV/AIDS di Indonesia telah bergerak dengan laju yang sangat mengkhawatirkan. Pada tahun 1987, kasus HIV/AIDS ditemukan untuk pertama kalinya hanya di Pulau Bali. Sementara sekarang (2007), hampir semua provinsi di Indonesia sudah ditemukan kasus HIV/AIDS.Permasalahan HIV/AIDS telah sejak lama menjadi isu bersama yang terus menyedot perhatian berbagai kalangan, terutama sektor kesehatan. Namun sesungguhnya masih banyak informasi dan pemahaman tentang permasalahan kesehatan ini yang masih belum diketahui lebih jauh oleh masyarakat.HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi) dan air susu ibu yang telah terinfeksi. Sedangkan AIDS adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun.HIV dapat menular ke orang lain melalui :
•Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
•Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian
•Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV
•Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)

Penularan
HIV tidak ditularkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) atau teman-teman pengidap HIV atau AIDS.Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.Tanda-tanda klinis penderita AIDS :1.Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan2.Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan3.Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan4.Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis5.Dimensia/HIV ensefalopatiGejala minor :1.Batuk menetap lebih dari 1 bulan2.Dermatitis generalisata yang gatal3.Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang4.Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanitaHIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :1.Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom2.Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama3.Pasangan seksual pengguna narkoba suntik4.Bayi yang ibunya positif HIVHIV dapat dicegah dengan memutus rantai penularan, yaitu ; menggunakan kondom pada setiap hubungan seks berisiko,tidak menggunakan jarum suntik secara bersam-sama, dan sedapat mungkin tidak memberi ASI pada anak bila ibu positif HIV. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengobati AIDS, tetapi yang ada adalah obat untuk menekan perkembangan virus HIV sehingga kualitas hidup ODHA tersebut meningkat. Obat ini harus diminum sepanjang hidup.

Skrining Dengan Teknologi Modern
Sebagian besar test HIV adalah test antibodi yang mengukur antibodi yang dibuat tubuh untuk melawan HIV. Ia memerlukan waktu bagi sistim imun untuk memproduksi antibodi yang cukup untuk dideteksi oleh test antibodi. Periode waktu ini dapat bervariasi antara satu orang dengan orang lainnya. Periode ini biasa diseput sebagai ‘periode jendela’. Sebagian besar orang akan mengembangkan antibodi yang dapat dideteksi dalam waktu 2 sampai 8 minggu. Bagaimanapun, terdapat kemungkinan bahwa beberapa individu akan memerlukan waktu lebih lama untuk mengembangkan antibodi yang dapat terdeteksi. Maka, jika test HIV awal negatif dilakukan dalam waktu 3 bulan setelah kemungkinan pemaparan kuman, test ulang harus dilakukan sekitar 3 bulan kemudian, untuk menghindari kemungkinan hasil negatif palsu. 97% manusia akan mengembangkan antibodi pada 3 bulan pertama setelah infeksi HIV terjadi. Pada kasus yang sangat langka, akan diperlukan 6 bulan untuk mengembangkan antibodi terhadap HIV.Tipe test yang lain adalah test RNA, yang dapat mendeteksi HIV secara langsung. Waktu antara infeksi HIV dan deteksi RNA adalah antara 9-11 hari. Test ini, yang lebih mahal dan digunakan lebih jarang daripada test antibodi, telah digunakan di beberapa daerah di Amerika Serikat.Dalam sebagian besar kasus, EIA (enzyme immunoassay) digunakan pada sampel darah yang diambil dari vena, adalah test skrining yang paling umum untuk mendeteksi antibodi HIV. EIA positif (reaktif) harus digunakan dengan test konformasi seperti Western Blot untuk memastikan diagnosis positif. Ada beberapa tipe test EIA yang menggunakan cairan tubuh lainnya untuk menemukan antibodi HIV. Mereka adalah
• Test Cairan Oral. Menggunakan cairan oral (bukan saliva) yang dikumpulkan dari mulut menggunakan alat khusus. Ini adalah test antibodi EIA yang serupa dengan test darah dengan EIA. Test konformasi dengan metode Western Blot dilakukan dengan sampel yang sama.
• Test Urine. Menggunakan urine, bukan darah. Sensitivitas dan spesifitas dari test ini adalah tidak sebaik test darah dan cairan oral. Ia juga memerlukan test konformasi dengan metode Western Blot dengan sampel urine yang sama
Jika seorang pasien mendapatkan hasil HIV positif, itu tidak berarti bahwa pasangan hidup dia juga positif. HIV tidak harus ditransmisikan setiap kali terjadi hubungan seksual. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah pasangan hidup pasien tersebut mendapat HIV positif atau tidak adalah dengan melakukan test HIV terhadapnya.Test HIV selama kehamilan adalah penting, sebab terapi anti-viral dapat meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan kemungkinan dari wanita hamil yang HIV positif untuk menularkan HIV pada anaknya pada sebelum, selama, atau sesudah kelahiran. Terapi sebaiknya dimulai seawal mungkin pada masa kehamilan.Di Indonesia, rumah sakit besar di ibu kota provinsi telah menyediakan fasilitas untuk test HIV/AIDS. Di Jakarta, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah sakit lain juga sudah memiliki fasilitas untuk itu. Di Bandung, RS Hasan Sadikin juga sudah memiliki fasilitas yang sama.

Makalah Tanah Longsor

KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat taufiq dan hidayah-Nya lah penulisan makalah ini dapat disesuaikan.
Saya selaku penulis sadar bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran dari Anda demi perbaikan selanjutnya.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya pembuatan makalah ini terutama kepada Bapak / Ibu guru selaku pembimbing kami.
Terlepas dari semua kekurangan penulisan makalah ini, baik dalam susunan dan penulisannya yang salah, penulis memohon maaf dan berharap semoga penulisan makalah ini bermanfaat khususnya kepada saya selaku penulis dan umumnya kepada pembaca.
Akhirnya, semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada siapa saja yang mencintai pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.



Penyusun,




ii
DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Masa Pra Sejarah 2
B. Asal Usul Lamongan 2
C. Masa Perkembangan Hindu 3
BAB III PENUTUP 8
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9




iii
BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antara lempeng itu maka terbentuk daerah penunjaman memanjang di sebelah Barat Pulau Sumatera, sebelah Selatan Pulau Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara, sebelah Utara Kepulauan Maluku, dan sebelah Utara Papua. Konsekuensi lain dari tumbukan itu maka terbentuk palung samudera, lipatan, punggungan dan patahan di busur kepulauan, sebaran gunung api, dan sebaran sumber gempa bumi. Gunung api yang ada di Indonesia berjumlah 129. Angka itu merupakan 13% dari jumlah gunung api aktif dunia. Dengan demikian Indonesia rawan terhadap bencana letusan gunung api dan gempa bumi. Di beberapa pantai, dengan bentuk pantai sedang hingga curam, jika terjadi gempa bumi dengan sumber berada di dasar laut atau samudera dapat menimbulkan gelombang Tsunami.
Jenis tanah pelapukan yang sering dijumpai di Indonesia adalah hasil letusan gunung api. Tanah ini memiliki komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir dan bersifat subur. Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan/punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal berpotensi mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi. Jika perbukitan tersebut tidak ada tanaman keras berakar kuat dan dalam, maka kawasan tersebut rawan bencana tanah longsor.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas maka kami merumuskan masalah yang perlu ditanggulangi sebagai berikut :
1) Faktor apa saja yang menyebabkan bencana tanah longsor ?
2) Bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya bencana tanah longsor ?


1


BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Tanah Longsor
Tanah longsor atau dalam bahasa Inggris disebut Landslide, adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

B. Jenis-jenis Tanah Longsor
Ada 6 jenis tanah longsor, yakni: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia. Sedangkan longsoran yang paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.
1. Longsoran Translasi
Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.


2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.

2


3. Pergerakan Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu.


4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga meng-gantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah.


5. Rayapan Tanah
Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.




3


6. Aliran Bahan Rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunung api. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.


C. Gejala Umum Tanah Longsor
Gejala-gejala umum yang biasanya timbul sebelum terjadinya bencana tanah longsor adalah :
 Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
 Biasanya terjadi setelah hujan.
 Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
 Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

D. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Tanah Longsor
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
1. Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan.


4


Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.
Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan di permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah.
2. Lereng terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.

3. Tanah yang kurang padat dan tebal
Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 m dan sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan pecah ketika hawa terlalu panas.

4. Batuan yang kurang kuat
Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah bila mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor bila terdapat pada lereng yang terjal.

5. Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan
5


penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.

6. Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak.

7. Susut muka air danau atau bendungan
Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.

8. Adanya beban tambahan
Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke arah lembah.

9. Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.

10. Adanya material timbunan pada tebing
Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.
11. Bekas longsoran lama
Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas longsoran lama memilki ciri :

6


 Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda.
 Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur dan subur.
 Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai.
 Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.
 Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil pada longsoran lama.
 Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran kecil.
 Longsoran lama ini cukup luas.

12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)
Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri:
 Bidang perlapisan batuan
 Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar
 Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.
 Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang tidak melewatkan air (kedap air).
 Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat.
 Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai bidang luncuran tanah longsor.

13. Penggundulan hutan
Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan air tanah sangat kurang.
14. Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.


7


E. Wilayah Rawan Tanah Longsor
Setidaknya terdapat 918 lokasi rawan longsor di Indonesia. Setiap tahunnya kerugian yang ditanggung akibat bencana tanah longsor sekitar Rp 800 miliar, sedangkan jiwa yang terancam sekitar 1 juta.
Daerah yang memiliki rawan longsor :
 Jawa Tengah 327 Lokasi
 Jawa Barat 276 Lokasi
 Sumatera Barat 100 Lokasi
 Sumatera Utara 53 Lokasi
 Yogyakarta 30 Lokasi
 Kalimantan Barat 23 Lokasi
 Sisanya tersebar di NTT, Riau, Kalimantan Timur, Bali, dan Jawa Timur.

DAFTAR KEJADIAN DAN KORBAN BENCANA TANAH LONGSOR 2003-2005
No. Propinsi Jumlah
Kejadian Korban Jiwa RH RR RT LPR
(ha) JL
(m)
MD LL
1. Jawa Barat 77 166 108 198 1751 2290 140 705
2. Jawa Tenah 15 17 9 31 22 200 1 75
3. Jawa Timur 1 3 - - 27 - 70 -
4. Sumatera Barat 5 63 25 16 14 - 540 60
5. Sumatera Utara 3 126 - 1 40 8 - 80
6. Sulawesi Selatan 1 33 2 10 - - - -
7. Papua 1 3 5 - - - - -
Jumlah 103 411 149 256 1854 2498 751 920

Keterangan :
MD : Meninggal dunia
ML : Luka - luka
RR : Rumah rusak
RH : Rumah hancur
RT : Rumah terancam
BLR : Bangunan lainnya rusak
BLH : Bangunan lainnya hancur
LPR : Lahan petanian rusak ( dalam hektar)
JL : Jalan terputus
8


Tampak bahwa kejadian bencana dan jumlah korban bencana tanah longsor di Propinsi Jawa Barat lebih besar dibandingkan dengan propinsi lainnya. Hal demikian disebabkan oleh faktor geologi, morfologi, curah hujan, dan jumlah penduduk serta kegiatannya.

F. Tahapan Mitigasi Bencana Tanah Longsor
 Pemetaan
Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam geologi di suatu wilayah, sebagai masukan kepada masyarakat dan atau pemerintah kabupaten/kota dan provinsi sebagai data dasar untuk melakukan pembangunan wilayah agar terhindar dari bencana.
 Penyelidikan
Mempelajari penyebab dan dampak dari suatu bencana sehingga dapat digunakan dalam perencanaan penanggulangan bencana dan rencana pengembangan wilayah.
 Pemeriksaan
Melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana, sehingga dapat diketahui penyebab dan cara penanggulangannya.
 Pemantauan
Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis secara ekonomi dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut.
 Sosialisasi
Memberikan pemahaman kepada Pemerintah Provinsi /Kabupaten /Kota atau Masyarakat umum, tentang bencana alam tanah longsor dan akibat yang ditimbulkannnya. Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara antara lain, mengirimkan poster, booklet, dan leaflet atau dapat juga secara langsung kepada masyarakat dan aparat pemerintah
 Pemeriksaan bencana longsor
Bertujuan mempelajari penyebab, proses terjadinya, kondisi bencana dan tata cara penanggulangan bencana di suatu daerah yang terlanda bencana tanah longsor.




9


G. Tindakan Yang Bisa Dilakukan Selama dan Sesudah Tanah Longsor
1. Tanggap Darurat
Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan pertolongan korban secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
 Kondisi medan
 Kondisi bencana
 Peralatan
 Informasi bencana

2. Rehabilitasi
Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan sarana transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannya supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan.

3. Rekonstruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor, karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.


10


BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor adalah air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Konsekuensi dari tumbukan itu maka terbentuk palung samudera, lipatan, punggungan dan patahan di busur kepulauan, sebaran gunung api, dan sebaran sumber gempa bumi.

B. Saran
Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah untuk tempat-tempat hunian, antara lain:
 Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap).
 Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pembangunan).
 Vegetasi kembali lereng-lereng.
 Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi hunian.
Selain itu ada hal-hal yang harus diketahui untuk menghindari bencana tanah longsor adalah :
 Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman
 Buatlah terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal bila membangun permukiman
 Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
 Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal
 Dan sebagainya


11



DAFTAR PUSTAKA


1. Wikipedia. 2007. Tanah Longsor. http://id.wikipedia.org/wiki/tanah_longsor. diakses Maret 2008.
2. Bachri, Moch. 2006. Geologi Lingkungan. Malang : CV. Aksara.
3. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 2005. Pengenalan Gerakan Tanah. Jakarta : Mancamedia.

Makalah Ekonomi Manajemen Bab I

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam masyarakat yang semakin maju, ternyata manajemen menjadi sangat penting. Sebab suatu masyarakat yang maju ditandai dengan semakin meningkatnya kecerdasan, kemajuan teknologi, sehingga telah dapat rasionalitas, efektifitas dan efesiensi sebagai nilai moral yang tinggi. Jika keadaan tersebut didukung oleh manajemen yang baik diharapkan masyarakat tersebut dapat mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan – kebutuhannya secara lebih tepat.
Meskipun manajemen merupakan sesuatu yang sangat penting namun perlu dimengerti bahwa manajemen merupakan lembaga dasar kita yang paling kurang dikenal dan dimengerti. Bahkan orang – orang dalam lingkungan sebuah koprasi kerap kali tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh manajemen mereka, dan apa yang harus dilakukannya sebagaimana manajemen bertindak dan mengapa demikian halnya.
Bagaimana besarnya perbedaan koperasi dengan bentuk usaha kumpulan modal, tidak berarti kopersi lepas dari funsi – fungsi manajemen untuk menangani usaha kopersi semua unsur – unsur manajemen kopersi harus bekerja menurut fungsinya masing – masing dalam serentetan kegiatan – kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan bersama.




Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut diatas maka penulis menerapkan perumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimana peranan manajemen dibidang kopersi dan kebijakan yang berkaitan dengan fungsi manajemen ?
Sistem – sistem kerangka apa saja yang menilai kemampuan koperasi menarik input dana tersebut ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, bahwa penelitian perlu tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penulisan makalah ini antara lain :
Untuk memperoleh gambaran secara jelas mengenai peranan manajemen dibidang koperasi.
Untuk mengetahui kebijakan apa saja yang berkaitan dengn fungsi manajemen.
Untuk mengetahui system kerangka apa saja yang ada didalam koperasi.

Makalah Ekonomi Manajemen Bab II

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR


Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu atau makalah yang pernah dilakukan mengenai peranan manajemen dan pengaruh lingkungan manajemen terhadap koperasi.
Permasalahan yang dilemukakan dalam penelitian ini adalah sejauh mana peran manajemen dapat mempengaruhi lingkungan terhadap manajemen koperasi pada perkembangan kewirausahaan masyarakat ?
Kesimpulan dalam penelitian tersebut adalah pengertian manajemen koperasi dari sekedar definisi , kurang dapat mencangkup keseluruhan makna yang sebenarnya , untuk itu perlu diungkapkan kembali beberapa pengertian pokok ulasan – ulasan bab yang lalu pada dasarnya menyatakan bahwa koperasi adalah suatu bentuk usaha bersama diantara orang – orang yang mempunyai kepentingan bersama yang dijalankan dan dikelola bersama berdasarkan asa bersama .
Usaha koperasi dengan demikian adalah usaha –usahayang biasa menunjang atau meningkatkan daya beli anggotanya . Dengan usaha yang menunjang usaha anggota itulah semua kebutuhan modal untuk membuka dan mengelola usaha koperasi . manajemen koperasi dengan demikian adalah kegiatan yang membuat unsur – unsur manajemen koperasi melakukan fungsi – fungsi usaha dan organisasi koperasi dalam rangka mencapai kesejahteraan bersama secara efektif dan efesien melalui fungsi – fungsi manajemen .
Didalam koperasi , apabila hubungan kerja antra pengurusan manajer dapat dijaga keharmonisannya sehingga dapat menjadi satu “manajemen team “ maka dapat dijamin sebagian besar usaha koperasi telah dapat dicapai , sebab dari hubungan kerja tersebutlah dapat diperolehnya kepastian adanya suatu pandangan untuk menangani tercapainya tujuan koperasi . Salah satu jaminan agar hubungan kerja tersebut dapat harmonis dan lancar adalah jelasnya tugas dan tanggunjawab masing –masing pihak . Adanya pemisahan tersebut , dapat memberikan ruang gerak yang sesuai dengan tugas , wewenang dan tanggung jawab masing – masing .

3
Kerangka fikir .
Setiap penelitian memerlukan kerngka dan rancangan – rancangan strategi kedepan , sehingga penelitian dapat dimaksimalkan secara sitematis , logis , dan nyata, adapun kerangka konseptual dalam penelitian iniadalah sebagi berikut :
KEBIJAKSANAAN

FUNGSI MANAJEMEN KEGIATAN USAHA PERUSAHAAN


P P P K P K P E P P
E E E O E E E N E R
R N N O N U M G R O
E G G R G A A I S D
N O A D A N S N O U
C R R I W G A C N K
A G A N A A R E A S
N A H A S N A R L I
A N A S A N I
A I N I N N
N S G
A /
S T
I E
A K
N N
I
K
Sesuai dengan fungsinya sebagai eksekutif , pemerintah berkewajiban untuk memberikan bimbingan , pengawasan , perlindungan dan fasilitas terhadap koperasi .



4
BAB III
PEMBAHASAN
Peranan Manajemen Dan Pengaruh Lingkungan Serta
Kebijakan Yang Berkaitan Dengan Fungsi Manajemen
Koperasi

Istilah Manajemen
Istilah manajemen adalah istilah inngris, dan di indonesiakan lebih dikenal dalam artinya yang berasal dari Amerika serikat istilah “manajemen” dikenal secara luas di Filipina sebagai bekas jajahan amerika, demikian pula di singapura, Malaysia, hannya agak berbeda isi dari pada di Filipina, karena mereka lebih condong ke ajaran-ajaran dari Inggris.
Manajeman adalah istilah yang berasal dari bahasa “alam pikiran” inggris dan amerika dan bagi kita terlalu jauh untuk di pahami, oleh sebab perbrdan dasar kebudayaan yang terlampau jauh, lebih-lebih amerika serikat dimana tidak pernah ada kerajaan-kerajaan dan tidak ada kebudayaan yang didasarkan pada agama.
Berpikir secara administrasi maupun secara manajemen itu ert sekali hubunganya dengan kebudayaan serta tata cara kehidupan masyarakat sehari – hari, sehingga kita tidak akan mungkin mengembangkan pola – pola berpikir dan praktek – praktek administrasi maupun manajemen yang terlalu banyak meminta perubahan mental yang terlampau berat atau besar.

Pengaruh Lingkungan Terhadap Manajemen
Ditengah perekonomian yang semakin lama semakin tampak bersifat kompetitif, koperasi diharapkan dapat menempaykan diri sebagai salah satu kekuatan ekonomi yang sejajar dengan kekuatan ekonomi lain yang telah ada. Oleh karena itu pada masa sekarang ini koperasi sebagai organisasi harus dapat menyusun tenaga – tenaga ekonomi yang lemah dan masih terpencar – pencar dalam bentuk – bentuk koperasi social, seprti kopersi tani, koperasi nelayan, koperasi kerajinan dan sebagainya itu menjadi suatu kekuatan ekonomi yang nyata dan tanggung.

5
Untuk mewujudkan harapan diatas selain dari pada rasa solidaritas, kebersamaan atau kekeluargaan yang selama ini merupakan sifat utama masyarakat Indonesia yang masih berciri agraris ini, koperasi juga menghendaki adanya rasa individualitas dapat diartikan sebagai kesadarn akan harga diri sendiri serta bertumpu pada kemampuan pribadi – pribadi dari anggota – anggota koperasi. Jadi kalau dalam koperasi sosial hanya terdapat asas solidaritas, sementara itu prinsip individulitas agak tertekan karena pandangan hidup yang tradisional tidak memperkenankan prinsip tersebut berkembang. Dalam koperasi kedua – duanya harus mendapat tempat yang sama dan maju secara serentak.
Oleh karenanya, pada dasarnya koperasi seharusnya dapat berfungsi sebagai satu – satunya wadah yang tepat bagi pengembangan swadaya dan partisipasi masyarakat. Hal ini dimungkinkan karena pada hakekatnya pertama – tama koperasi bukanlah semata – mata kumpulan social yang sering ditafsirkan selama ini, tetapi merupakan kumpulan orang – orang ( individu ). Sehingga tiap orang dapat masuk menjadi anggota koperasi dan memperolah kesempatan yang sama untuk secara bersama – sama berpartisipasi dalam rangka meningkatkan produktivitas masing – masing. Selanjutnya dari peningkatan produktivitas tersebut akan dapat dipenuhi kepentingan ekonomi dan kesejahteraan mereka pada umumnya. Jadi, penekanan dalam hal ini adalah usaha yang sadar dari masing – masing anggota untuk meningkatkan produktivitasnya sendiri.
Dampak koperasi yang terasa sebagai manfaat koperasi baik bagi para anggota koperasi maupun terasa manfaatnya keluar kepada keseluruhan ekonomi dan masyarakat adalah hal yang terpenting dari factor – factor penentu koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional, tetapi jelaslah Co-operative effect ini adalah yang paling sukar pula diukur.
Untuk mengimbangi kemungkinan dan kecenderungan untuk menyerahkan diri pada timbulnya birokrasi maka koperasi memerlukan wakil – wakil anggota yang representatif dan mampu melaksanakan dan memikul secara efisien tanggung jawabnya sebagai “ pengawal ” kepentingan para anggota dan sebagai juru bicara yang mewakili kehendak dan keinginan para anggota.


6
Bila diamati suatu masa dimana pengalaman – pengalaman masa lalu menjadi semakin kurang reliabel untuk dipakai sebagai petunjuk – petunjuk dan pedoman, maka akan timbul kebutuhan dan adanya penelitihan dan percobaan – percobaan yang dilaksanakan dengan cara terus – menerus. Dalam hubungan ini disebutkan usaha – usaha yang dilakukan oleh beberapa Negara untuk meningkatkan mutu dan keterampilan / kecakapan para pengasuh perkumpulan koperasi yang dipilih dan juga melatih anggota – anggota badan pengurus dan memberikan kuasa kepada para anggota setempat mengenai hal – hal dan masalah – masalah koperasi untuk mengangkat dan memberhentikan para manajer dimana kepentingan setempat atau lokal memegang peranan yang penting.

Kebijaksanaan Yang Berkaitan Dengan Fungsi Manajemen
Didalam usaha ekonomi, manajemen hanya memusatkan pada satu tujuan utama : mencapai keuntungan pada koperasi, tujuan mencari keuntungan hanya salah satu saja dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup koperasi.
Ada lima karakter dari tujuan usaha koperasi , yaitu :
Merupakan rumusan tentang arah dari gerak perusahaan atau arah yang harus diambil oleh perusahaan.
merupakan pedoman tingkah laku dari setiap unit ada dalam perusahaan
merupakan alat untuk menilai apakah suatu keputusan itu baik bagi masa depan atau jalan usahanya
Meningkatkan pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh perusahaan
Merupakan alat utama dalam melaksanakan control intern perusahaan
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kebijaksanaan adalah dasar yang berkaitan dengan petunjuk tentang tindakan – tindakan yang diambil untuk mengatasi persoalan yang mesti terjadi dimasa yang akan datang, khususnya pada peristiwa - peristiwa atau hal – hal yang akan terjadi berulang kali.




7
Ada 2 ( dua kelompok kebijaksanaan utama didalam mencapai tujuan usaha ) yaitu :
Kebijaksanaan yang berkaitan dengan fungsi dari usaha perusahaan yang didapat terdiri dari berbagai aspek yaitu : Produksi , Personil , Enginering , pemasaran dan keuangan.
Kebijaksanaan yang berkaitan dengan fungsi manajemen yang terdiri dari bidang perencanaan, bidang pengorganisasian, bidang pengarahan, bidang koordinasi dan bidang pengawasan.
Ditinjau dari sudut koperasi, pada umumnya peranan pemerintah dalam pengembangan, pembinaan, dan pengawasan koperasi sampai batas tertentu tersebut peranan tersebut cenderung bersifat negatif.
Dengan adanya kesempatan untuk berpartisipasi dalam program – program pemerintah, maka banyak orang yang berminat mendirikan koperasi. Koperasi didirikan tanpa dukungan modal dan kepercayaan diri yang memadai, tetapi lebigh didasarkan atas harapan akan bantuan dari pemerintah. Kegiatan koperasi – koperasi semacam ini praktis tergantung sepenuhnya pada ada atau tidaknya program pemerintah dan besarnya volume kegiatan tergantung pada peranan yang dipercayakan oleh pemerintah ( Bulog / Dulog, Bapel Bima dan lain – lain ).
Menurut pasal 32 UU No. 12 tahun 1967, modal koperasi terdiri dari dan dipupuk dari simpanan-simpanan, pinjaman-pinjaman, penyisihan-penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta sumber-sumber lain. Seperti dikerahui simpanan anggota terdiri atas:
simpanan pokok
simpanan wajib
simpanan sukarela
Sumber-sumber lain mencakup pinjaman dari pihak ketiga (seperti suppkier’s credit dan pinjaman bank) hadiah atau donasi dari pemerintah atau pihak lain dan bermacam-macam pihak yang berhak atas sebagian dari kaba atau dida hasil usaha. Pihak yang disebut terkhir ini menjadi hak mereka untuk sementara dipercayakan pada koperasi yang bersangkutan.




8
Sistem kerangka dalam masalah kemampuan koperasi menarik input.
Untuk tetap menggunakan kerangka system, maka marilah kita nilai masalah kemampuan koperasi menarik input dana tersebut.
Daya saing
Analisa mengenai kelemahan daua saing ini sudah banyak diuraikan dalam berbagai penerbitan, antara lain :
Ketidakmampuan mengadakan dealings dengan sector modern.
Keterbatasan equity
Keterbatasan jaminan
Prinsip koperasi yang tidak profit making
Citra koperasi yang kurang menguntungkan
2. Kelayakan
Kebijakan pemerintah tahun 1979 mencoba mengatasi masalah perkreditan ini dengan pola kredit yang lazim kita kenal dengan kredit kelauakan. Dalam kebijaksanaan kredit ini persyaratan equity diturunkan menjadi 10% dan persyaratan jaminan diturunkan antara 0% sampai 50%.
3. Kelayakan adalah usaha yang sehat
Masalah ini mejurus kepada penilaian segi kemampuan dari pengelolah usaha dan macam usaha yang digunakan.
Namun yang harus diingat yaitu bahwa banyak factor yang dapat menyebabkan koprtasi mengalami kegagalan. Diantara factor-ffaktor tersebut adalah :
Pertentangn kepentingan diantara para anggota
Hilangnya kepercayaan anggota kepada koperasi
Dominasi pimpinan koperasi oleh segolongan tertentu
Mendapatkan dukungan anggota dengan kekerasan
Mengorbankan prinsip-prinsip koperasi sekedar untuk mrncapai volume usaha tertentu
Ongkos tetap terlalu tinggi.



9
4. Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen
Dalam menjalankan fungsi pengawasan ini, pengurusan
Melakukan antara lain:
Mempelajari dan menelaah samua pelaporan, baik yang dilakukan oleh badan pemeriksa, manajer atau pihak lain untuk menilai apakah pandangan koperasi (targets), rencana dan program yang telah ditetapkan serta kebijaksanaan telah dilaksanakan dengan baik.
Adanya beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan yang dapat digunakan sebagai patokan. Adapun hal-hal tersebut antara lain :
Mencegah jangan sampai manajer mengerjakan hal-hal yang dirasakan tidak dikuasai kepadanya.
Menilai apakah kegiatan-kegiatasan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana ataukah tidak.
Memperhitungkan kembali hal-hal yang dirasakan tidak sasuai lagi dengan memperhitungkan tendrnsi kejadian dimasa mendatang (trend)
Mengadakan penikaian atas prestasi dibandingkan dengan patokan-patokan yang telah digariskan.
2. Bila dipandang perlu,dapat meminta kepada akuntan utuk melakukan pemeriksaan tahunan atas jalannyausaha koperasi
3. Dari semua hasil telaahan oleh pengurus atas semua laroran dan pemeriksaannya,pengurus harus melaporkannya kepada rapa anggota sebagai pertang jawabanya menjalankan fungsi pengawasan (control) dalam manajemen koperasi
Cara Pengawasan :
Cara pengawasan yang progresif, yaitu dengan cara aktif memeriksa pelaksanaan tugas menejer, antara lain dengan memeriksa kas, stok barang, pelaksanaan administrasi uang dan barang


10
Cara preventif artinya mencegah kemungkinan – kemungkinan timbulnya penyimpangan – penyimpangan.
Cara lain adalah dengan menilai laporan – laporan harian, mingguan dan bulanan dan sebagainya. Cepat bertindak bila diketahui ada penyimpangan.
Dengan budged yakni menilai apakah pelaksanaan usaha dan kegiatan – kegiatan koperasi itu sudah sesuai dengan biaya yang telah direncanakan.
5. Manajemen Yang Baik Sebagai Kunci Sukses
Manajemen yang baik adalah factor yang paling penting untuk suksesnya koperasi. Dalam menerapkan manajemen, pengurus mempunyai tanggung jawab untuk merumuskan kebijaksanaan, menyetujui rencana dan program, melimpahkan wewenang kepada manajer terkecuali bila dalam hak badan hokum dan anggota dasar koperasi tertentu untuk dilimpahkan kepada para anggota.
Adalah suatu kesalahan untuk menafsirkan ketentuan “ keanggotaan yang terbuka “ dalam artian bahwa semua koperasi berkewajiban dan berkeharusan menerima setiap orang yang menginginkan untuk menjadi anggota.
Dapat juga dinyatakan sebagai suatu ketentuan umum bahwa orang – orang atau perkumpulan – perkumpulan yang ingin menjadi anggota koperasi atau ingin membentuk koperasi untuk memasarkan hasil – hasil atau untuk menyerahkan tenaga kerja yang bukan berasal dari hasil atau tenaga anggota sendiri, tidak dapat dikatakan bahwa mereka bertindak berdasarkan asas – asas koperasi, yaitu sebagai perkumpulan orang – orang yang sebagai insan dengan dasar persaman guna mencapai kesejahteraan bersama.





11
Partisipasi anggota diukur dari kesediaan anggota itu untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaan secara bertanggung jawab. Jika sebagian besar anggota koperasi sudah menunaikan kewajiban dan melaksanakan hak secara bertanggung jawab, maka partisipasi anggota koperasi yang bersangkutan sudah dikatakan baik. Akan tetapi jika ternyata hanya sedikit yang demikian, maka partisipasi anggota dikatakan buruk atau rendah.
Berbagai indikasi yang muncul sebagai ciri – ciri anggota yang berpartisipasi baik dapatlah dirumuskan sebagai berikut :
Melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib secara tertib dan teratur
Membantu modal koperasi disamping simpanan pokok dan wajib sesuai dengan kemampuan masing – masing
Menbjadi langanan koperasi yang setia
Menghadiri rapat – rapat dan pertemuan secara aktif
Mengunakan hak untuk mengawasi jalanya usaha koperasi, menurut anggaran dasar dan rumah tangga, peraturan – peraturan lainnya dan keputusan – keputusan bersama lainnya.
Dipandang dari sudut organisasi, maka koperasi adalah organisasi ekonomi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. Koperasi merupakan sisterm kegiatan atau upaya dari dua atau lebih orang yang dikoordinasikan secara sadar. Tentu saja koperasi tidak hanya mengkoordinasi dua orang saja, tetapi mungkin ratusan bahkan ribuan.
Setiap anggota didalam organisasi koperasi, melakukan kegiatan – kegiatan. Kegiatan – kegiatan itu diperinci dan dirumuskan menurut target atau tujuan yang telah ditentukan bersama, tiap kegiatan memerlukan sarana yang jumlahnya sangat terbatas. Karena itu setiap anggota berhak mengunakan sarana itu sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang sudah disepakati tadi, mengikuti prosedur dan cara yang sudah ditentukan sebelumnya.


12
Untuk mengusahakan anggota agar berpartisipasi secara aktif harus mengetahui apa yang menjadi tujuan koperasi, kegiatan apa saja yang harus dilakukan, apa saja dan berapa yang diperlukan untuk melakukan kegiatan itu, oleh siapa, bilamana dimulai dan kapan selesai bagaimana pembagian hasilnya.
Para anggota dan terutama yang dipilih menjadi pengurus koperasi dan mendapat kepercayaan untuk memimpin serta mengelolah koperasi perlu dididik serta dilatih atau mendidik serta melatih dirinya sendiri untuk memiliki keaslian, kemampuan serta keterampilan mengelolah koperasi secara modern dan maju. Mereka harus diusahakan atau berusaha sendiri agar dapat mengelolah usaha koperasi secara modern dan maju, tidak kalah dengan pengelolahan perusahaan – perusahaan swasta seperti firma dan perseroan yang dilakukan secara ahli dan professional.
Jadi rakyat perlu disadarkan serat diyakinkan bahwa hanya dengan bekerja sama didalam koperasi mereka dapat memperbaiki nasib mereka, bahwa hanya dengan berkoperasi mereka dapat meningkatkan taraf hidup dan kedudukan ekonomi mereka. Rakyat harus disadarkan dan diyakinkan bahwa hanya dengan berkoperasi rakyat yang miskin dan lemah ekonominya dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran bersama.



13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan

Dalam masyarakat modern dewasa ini manajemen semakin menjadi penting. Masyarakat yang kompleks, manusia modern yang telah meningkat kecerdasan dan pengetahuan teknologinya, telah menempatkan “ rasionalitas, efektivitas, dan efesiensi sebagai nilai moral yang tinggi ”. Dengan sistem moral yang demikian itu, orang modern terus berusaha meningkatkan kemampuannya untuk dapat mencapai tujuan atau memenuhi kebutuhannya secara lebih tepat sebagaimana yang dikehendaki dalam waktu yang lebih cepat dan dengan biaya yang lebih murah.
Fungsi manajemen dalam koperasi adala sama denga fungsi manajemen dalam perusahaan pada umumnya. Perbedaan terletak pada fungsi mana dari fungsi manajemen itu dilakukan rapat anggota, pengurus, badan pemeriksa, dan mana oleh manajer. Ada lima fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi dan pengawasan.
Koperasi harus dapat kita kembangkan secepatnya dengan berbagai sarana dan upaya yang kosekwen. Beberapa tantangan telah dikemukakan di atas ( tidak mustahil masih banyak tantangan lain ). Beberapa saran meskipun implicit telah diutarakan pula, saran – saran lain dan upaya – upaya lain pasti masih banyak diperlukan yang tidak akan tertampung dalam satu dua makalah atau dalam rencana koperehensif pun. Masing – masing harus menyumbangkan sebanyak mungkin kepada pembangunan kopersi munuju system ekonomi koperasi.
Dengan adanya kenyataan yang belum menggemirakan, yaitu masih terpisahnya koperasi atau tidak masuknya koperasi kedalam sistem ekonomi secara integrative,




14
demikian pula koperasi masih menempati posisi “ anak bawang “ terhadap sector Negara dan swasta yang berjalan sendiri, akan belum memungkinkan kopersi berkembang sebagai sokoguru ekonomi nasional. Kecenderungan kearah oligopoly dan monopoli, pengaruh MNC dalam suasana “ liberalisasi ekonomi “ yang melahirkan “ pragmatisme ekonomi “ merupakan lingkungan yang menghambat perkembangan seperti yang kita kehendaki. Dalam keadaan semacam ini, ibarat terjadi dulisme sistem, yang akan makin memperlemah kemampuan untuk lepas landas itu. Karena banyaknya sorotan – sorotan masyarakat saat ini terhadap koperasi dan kegiatan – kegiatn ekonomi yang membahayakan kopersi menunjukkan adanya tekad masyarakat untuk mendukung terwujudnya kopersi yang sehat itu. Dukungan ini akan lebih mendorong dan menggerakkan motivasi pembangunan kopersi secara nasional.
Tanpa perkembangan pesat dari system kopersi, tanpa kopersi menduduki posisi menentukan, tanpa koperasi berperan secara integratif dan subtatif didalam system ekonomi nasional, lepas landas tidak mungkin terjadi. Jika terjadi, maka lepas landas itu pasti dalam koperasi yang lain, bukan konsepsi yang kita cita – citakan.
Dengan cara pandang seperti dikemukakan diatas mengenai kedudukan koperasi didalam perekonomian nasional serta melihat masalah – masalah yang dihadapinya, kiranya kepada departemen kopersi patut diharapkan perananya sebagai departemen yang menangani masalah sistem ekonomi nasional.

B. Saran

Agar perkembangan kopersi Indonesia dari tahun ketahun ini dapat menunjukkan hasil yang melonjak dibidang usaha ekonominya dan juga diimbangi dengan peningkatan fungsi – fungsi sosialnya.
Agar koperasi dari hari kehari dapat menunjukkan potensinya kepada masyarakat.





15

Makalah Kebebasan Pers

BAB II
Pembahasan


Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarakat demokratis di Indonesia
Kebebasan Pers Indonesia
Kebebasan pers adalah kebebasan mengemukakan pendapat,baik secara tulisan maupun lisan melalui media pers seperti harian,majalah dan bulletin.Kebebasan pers dituntut tanggung jawabnya untuk menegakkan keadilan,ketertiban dan keamanan dalam masyarakat bukan untuk merusaknya.
Selanjutnya komisi kemerdekaan pers menggariskan lima hal yang menjadi tuntutan masyarakat modern terhadap pers yang merupakan ukuran pelaksanaan kegiatan pers yaitu :
Pers dituntut untuk menyajikan laporan tentang kejadian sehari-hari secara jujur,mendalam dan cerdas.
Pers dituntut untuk menjadi sebuah forum pertukaran komentar dan kritik,yang berarti pers diminta untuk menjadi wadah dikalangan masyarakat.
Pers hendaknya menonjolkan sebuah gambaran yang representative dari kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Pers hendaknya bertanggung jawab dalam penyajian dan penguraian tujuan dan nilai-nilai dalam masyarakat.
Pers hendaknya menyajikan kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh berita sehari-hari,ini berkaitan dengan kebebasan informasi yang diminta masyarakat.
Adapun landasan hukum kebebasan pers di Indonesia termaksud dalam :
Undang-undang No. 9 Tahun 1998 tentang kebebasan menyampaikan pendapat dimuka umum.
Undang-undang No. 40 Tahun 1998 tentang pers.
Undang-undang No. 32 tahun 2002 tentang penyiaran.




Pers, Masyarakat dan Pemerintah
Hal terpenting yang harus diperhatikan berkaitan antara pers,masyarakat dan pemerintah adalah sebagai berikut :
Interaksi harus dikembangkan sekreatif mungkin untuk tercapainya tujuan pembangunan yaitu kesejahteraan manusia dan masyarakat Indonesia seutuhnya.
Negara-negara demokrasi liberal barat mendasarkan kehidupan dan dinamikanya pada individu dan kompetisi secara antagonis,sedangkan Negara-negara komunis berdasarkan pada pertentangan kelas yang bersifat dialektis materiil.Adapun Negara Indonesia yang berdasarkan pancasila berpaham pada keseluruhan dan keseimbangan baik antara individu dan masyarakat maupun antara berbagai kelompok sosialnya.
Antara pemerintah,pers dan masyarakat harus dikembangkan hubungan fungsional sedemikian rupa,sehingga semakin menunjang tujuan bersama yaitu terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dalam Negara kesatuan Republik Indonesia.
Hubungan antara masyarakat pers dan masyarakat sesungguhnya merupakan perwujudan dari nilai-nilai pancasila,sehingga mampu membangkitkan semangat patriotisme pengorbanan tanpa pamrih dan dedikasi total terhadap kepentingan rakyat banyak.
Baik untuk menjamin tercapainya sasaran maupun karena sesuai dengan asas demokrasi pancasila maka dalam hubungan fungsional antara pemerintah,pers dan masyarakat perlu dikembangkan kultur politik dan mekanisme yang memungkinkan berfungsinya system kontrol sosial dan kritik secara efektif dan terbuka.
Pembangunan masyarakat bisa berlangsung dalam pola evolusi,reformasi dan revolusi.Jika kita menempatkan pembangunan nasional Indonesia kedalam salah satu dari ketiga kategori itu,maka yang paling tepat ialah pola reformasi.
Seluruh bidang kehidupan masyarakat yang hendaknya dibangun,tetapi pelaksanaanya bertahap dan selektif.
Adanya kekurangan merupakan gejala umum yang harus kita terima bersama,agar dalam melakukan koreksi kita tidak menimbulkan apatisme dan antipati melainkan justru menggairahkan usaha-usaha perbaikan dan pembangunan itu sendiri.



Hubungan antara pemerintah,pers dan masyarakat merupakan hubungan kekerabatan dean fungsional yang harus terus menerus dikembangkan dalam mekanisme dialog.Dalam konteks ini perlu dikembangkan adanya mekanisme efektif oleh masyarakat pers itu sendiri untuk mengatur perilaku kehidupannya.
Jadi bila dibahas lebih spesifik lagi pers memang “lahir” ditengah-tengah masyarakat sehingga pers dan masyarakat merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.Pers “lahir” untuk memenuhi tuntutan masyarakat untuk memperoleh informasi yang aktual dengan terus menerus mengenai peristiwa-peristiwa besar maupun kecil.
Menurut Wilbur Schramn pers bagi masyarakat adalah Watcher Forum And Teacher ( pengamat,forum dan guru ).Maksudnya adalah setiap hari pers memberi laporan dan ulasan mengenai berbagai macam kejadian dalam dan luar negeri secara tertulis dan nilai-nilai kemasyarakatan dari generasi ke generasi.
Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media
Media massa dalam penyampaian beritanya untuk kehidupan masyarakat memiliki manfaat yang cukup besar.Mereka menggunakan alat atau media seperti Koran,radio,televisi,seni pertunjukan dan lain sebagainya.peralatan tersebut dapat digunakan untuk menyampaikan pesan,namun jika fungsi penyampaian informasi/berita disalahgunakan hal ini dapat berdampak sebagai berikut antara lain : Fungsi media massa sebagai alat pendidikan masyarakat tidak lagi menjadi cara yang kuat,penayangan adegan yang tidak layak dimedia-media elektronik begitulah wajah kebebasan pers Indonesia saat ini.Disatu sisi menanamkan tanggung jawab sosial,namun disisi lain keberadaanya dikhawatirkan menghancurkan moral bangsa ini.Inilah efeknya pers yang dihasilkan wajah pers Indonesia dengan karakter yang beragam seperti sekarang.

Makalah Perilaku Mencontek dalam Menghadapi UAN

BAB I
Pendahuluan


Latar Belakang Masalah
Ujian Akhir Nasional, dalam beberapa tahun terakhir selalu menjadi topik menarik menjelang pertengahan tahun / pergantian tahun ajaran. Setiap tahun selalu terjadi perubahan kebijakan dan standar nilai yang menjadi patokan akan lulus atau tidaknya seorang pelajar. Dan di setiap tahun pula peraturan-peraturan ini selalu menjadi pertentangan yang tergolong kontradiktif. Why? Yuk, kita liat pandangan fie tentang UAN dan kenapa banyak sekali kasus dimana para kalangan remaja melakukan contek-mencotek.
Seringkali kita mendengar tentang solidaritas remaja yang kadang kala disalahartikan atau mungkin juga ini adalah dampak dari pergeseran nilai sosial sehingga para remaja sekarang mengartikan bahwa sikap solider itu adalah bagaimana kita membantu teman, baik itu dalam hal positif maupun negatif. Sikap solidaritas remaja dibagi menjadi dua hal, yaitu solidaritas yang positif dan solidaritas negatif, jika solidaritas ditanggapi secara positif oleh remaja sekarang maka dampaknya akan baik sekali untuk perkembangan kehidupan sosial mereka di masa yang akan datang.
Tetapi jika sikap solidaritas ini sudah menyimpang dari arti yang sebenarnya inilah yang membuat sikap solidaritas itu sendiri menjadi negatif. Melihat fenomena ini kita juga sering melihat para siswa di sekolah misalnya pada saat ujian berlangsung mereka membantu temannya dengan cara memberikan jawaban dengan alasan bahwa itu merupakan sikap solider. Biasanya kalau kita tidak kasih jawaban sama temen yang Tanya kita dibilang pelit, tidak solider, padahal kita juga serba salah, gimana ya kalau gini kan artinya kita udah berbuat curang,



BAB II
Perilaku Menyontek Sebagai Sikap Menghadapi Ujian

Pengertian dan pembentukan sikap
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Sikap adalah “ perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pendirian Sikap yang dalam Bahasa Inggris disebut Attitude adalah segala suatu yang bereaksi terhadap suatu perangsang.
Dalam arti sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Bruno (1987), sikap (Attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang. Sedangkan menurut Sherif ( 1956) mengartikan sikap dengan sejenis motif sosiogonis yang di peroleh melalui proses belajar. atau kemampuan internal yang berperan sekali mengambil tindakan, lebih – lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak dan bersedia beberapa alternatif. Sikap juga suatu individu-individu yang tidak hanya mempunyai gambaran mengenai objek dan subjek disekelilingnya, yang mempunyai perasaan terutama berkaitan erat dengan kebutuhan yang di miliki tiap-tiap individu.
Sikap pada aspek afektif merupakan aspek yang menentukan seseorang bertindak, karena kemauan atau kerelaan bertindaklah yang menentukan seseorang berbuat sesuai dengan sikap yang dimilikinya. Namun demikian aspek yang yang lainnya ikut mempengaruhinya.
Sikap dapat didefinisikan sebagai kesiapan sesorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal – hal tertentu Adapun pembentukan dan perubahan sikap dapat dilakukan melalui empat macam cara :
a Adopsi, yaitu kejadian – kejadian atau peristiwa yang terjadi berulang – ulang dan terus menerus lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi pembentukan sikap.
b. Diferensiasi, yaitu dengan perkembangan intelegensi, bertambahnya pengalaman sejalan bertambahnya usia, maka ada hal yang tadinya dianggap sejenis, kemudian dipandang tersendiri lepas dari jenisnya.
c. Integrasi, yaitu pembentukan sikap, disini secara bertahap dimulai dari berbagai pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu sehingga akhirnya berbentuk sikap mengenai hal tersebut.
d. Trauma, yaitu pengalaman yang tiba – tiba, mengejutkan, meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman yang traumatis dapat juga terbentuknya sikap.


Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja, melainkan melalui proses tertentu, melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu dan orang di sekitarnya.

Pengertian Menyontek Dalam Pelaksanaan Ujian
Menyontek memiliki arti yang beraneka macam, akan tetapi biasanya dihubungkan dengan kehidupan sekolah, khususnya bila ada ulangan dan ujian. Biasanya usaha menyontek dimulai pada waktu ulangan dan ujian akan berakhir, namun demikian tidak jarang usaha tersebut telah dimulai sejak ujian dimulai.
Walaupun kata menyontek telah dikenal, sejak lama namun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tersebut tidak dapat ditemukan secara langsung, kata menyontek baru ditemukan pada kata jiplak menjiplak yaitu mencontoh atau meniru ( tulisan pekerjaan orang lain ).
Dalam Kamus Modern Bahasa Indonesia istilah menyontek memiliki pengertian yang hampir sama yaitu “ Tiru hasil pekerjaan orang lain”. Maka dapat disimpulkan menyontek dalam pelaksanaan ujian adalah mengambil jawaban soal – soal ujian dari cara – cara yang tidak dibenarkan dalam tata tertib ujian seperti : dari buku, catatan, hasil pemikiran temannya dan media lain yang kemudian disalin pada lembar jawaban ujian pada saat ujian berlangsung.
Faktor – faktor Penyebab siswa menyontek saat melaksanakan ujian dan ulangan antara lain adalah :
a. Tekanan yang terlalu besar yang diberikan kepada “hasil studi” berupa angka dan nilai yang diperoleh siswa dalam test formatif atau sumatif
b. Pendidikan moral baik di rumah maupun di sekolah kurang diterapkan dalam kehidupan siswa
c. Sikap malas yang terukir dalam diri siswa sehingga ketinggalan dalam menguasai mata pelajaran dan kurang bertanggung jawab
d. Anak remaja lebih sering menyontek dari pada anak SD, karena masa remaja bagi mereka penting sekali memiliki banyak teman dan populer di kalangan teman- teman sekelasnya
e. Kurang mengerti arti dari pendidikan
Dari beberapa faktor penyebab di atas, dapat dikatakan siswa memiliki masalah di sekolah dan konsep diri yang rendah. Maka sebagai guru agama berkewajiban memberikan motivasi siswa yang menyontek saat ujian dan ulangan dengan membiasakan bersikap jujur dalam setiap perbuatan yang dilakukan siswanya dan membangkitkan konsep percaya diri dan berusaha diri yang lebih baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam setiap kegiatan secara maksimal guru agama Islam dalam memahami masalah siswa, menurut Muhaimin dan Abd. Mujib adalah sebagai berikut:
Siswa bukanlah miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri sehingga metode belajar mengajar tidak boleh disamakan denagan orang dewasa.
Siswa mengikuti periode- periode perkembangan tertentu dan mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya. Implimintasi terhadap pendidikan adalah bagaimana menyesuaikan proses pendidiakn itu dengan pola dan tempo, serta irama dan perkembangan siswa itu sendiri.
Siswa memiliki kebutuhan dan menuntut untuk memenuhi kebutuhan itu semaksimal mungkin.
Siswa memiliki perbedaan antara individu – individu dengan individu yang lain, baik perbedaan yang disebabkan faktor endogen ( fitrah) maupun eksogen ( lingkungan) yang meliputi segi jasmani, intelegensi, sosial, bakat, minat dan lingkungan yang mempengaruhinya.
Siswa dipandang sebagai kesatuan sistem manusia ( cipta, rasa ,karsa).
6. Siswa merupakan objek pendidikan yang aktif dan kreatif serta produktif.





BAB III
Gambaran Pendidikan Indonesia

Dari Sisi Pemerintah
Standar nilai yang selalu mengalami peningkatan merupakan salah satu usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan sekolah menengah maupun sekolah dasar. Tuntutan untuk memenuhi minimal jumlah maupun rata-rata nilai yang telah ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional seharusnya memacu peserta didik untuk bersungguh-sungguh dalam memahami setiap mata pelajaran, sebuah tujuan utama dari diterapkan Sistem Pendidikan. Menyadarkan para siswa akan tanggung jawabnya sebagai peserta didik, yang kemudian justru dianggap sebagai beban berlebih sehingga menaikkan tingkat stress anak.
Kalau pada tahun-tahun sebelumnya jumlah anak yang mengerti akan tanggung jawab terhadap nilainya sendiri jauh lebih kecil daripada anak yang menganggap sekolah hanya sekedar kewajiban pulang dan pergi ke lembaga pendidikan formil sedari jam 7 pagi hingga pukul 2 siang (tanpa jaminan tetap menjejakkan kaki di dalam lingkungan sekolah pada jam-jam diantaranya). Atau pergi ke sekolah hanya untuk memamerkan jam tangan baru atau ringtone lagu-lagu terbaru yang sedang tren di kalangan remaja dengan tujuan menarik perhatian lawan jenisnya. Ya ampuun, pergaulan jaman sekarang..ck..ck..ck..
Tapi, apa iya sistem yang diterapkan itu cukup efektif? padahal ketersediaan sarana dan prasarana setiap sekolah dari ujung Sabang sampai Merauke masih sangat beragam? Mengapa harus menjadi syarat mutlak untuk masuk ke jenjang sekolah berikutnya? Alangkah lebih adil kalau ujian masuk disesuaikan dengan sekolah penerima masing-masing? seperti UMPTN / SPMB barangkali, atau pilihan ujian masuk yang terdiri dari berbagai tahapan untuk menilai semua kompetensi, tergantung orientasi masing-masing sekolah penerima, misalnya sekolah teknik tidak terlalu membutuhkan anak dengan kompetensi seni yang sangat tinggi sedangkan nilai fisikanya hampir mencapai nilai minimal.

Sekarang kita lihat dari sisi si Anak
Menjadi beban berlebih mungkin terasa sangat berat bagi kebanyakan anak sekolah yang terbiasa santai menghadapi angka-angka merah di rapotnya. Tetapi tidak jika si Anak sudah dilatih dengan terapi penanggulangan stress berlebih sejak dini. Maaf, saya mengambil contoh saat usia SMU dulu. Pendidikan SMU saya mungkin berbeda dengan kebanyakan sekolah negeri maupun swasta lainnya, kehidupan penuh tekanan. Namun di antara tekanan-tekanan tersebut, ada keinginan untuk meraih hasil terbaik di setiap mata pelajaran, bagi saya sekalipun yang harus mengikuti hampir setiap HER yang diadakan. Awalnya saya berpikir bahwa ini adalah mimpi buruk, berdiri di tengah-tengah para Superior dan harus ikut bersaing mendapatkan posisi terbaik, paling tidak untuk bertahan agar tidak terlalu memalukan.
Suasana belajar yang tidak pernah telat diabsen oleh setan kantuk, serta cara mengajar guru yang berbeda-beda, juga kondisi fisik dan mental yang dipaksa untuk tidak hanya memikirkan masalah nilai dan pelajaran formil, agaknya membentuk kami untuk merasa wajib bertanggung jawab terhadap diri sendiri, bertanggung jawab terhadap masa depan yang ditentukan oleh kami sendiri.
Jangankan Ujian Nasional (dulu disebut EBTANAS), ulangan harian biasa saja harus dipaksa memeras otak sedemikian rupa demi menghindari Remidial atau pengulangan ujian bagi para siswa yang mendapat nilai kurang dari 6,00. Belum lagi pengawas ulangan superketat yang tidak mengizinkan sedikitpun kegiatan contek mencontek dan bekerja sama untuk mata pelajaran yang bersifat individu, apalagi mengingat ancaman terberat jika seorang siswa diketahui sedang mencontek atau melakukan tindakan tidak jujur lainnya, yaitu dikeluarkan dari sekolah.
Bandingkan dengan realitas masa kini yang mana saat Ujian Nasional berlangsung dihadapi dengan santai oleh peserta, cukup menunggu kiriman pesan singkat lima menit menjelang waktu ujian berakhir dan menyalin semua jawaban yang dikirimkan oleh “seorang oknum” dunia pendidikan yang menggadaikan masa depan ratusan peserta ujian demi puluhan juta rupiah tak berharga.

Dari Sisi Sekolah, Guru dan Orang Tua
Tak jarang hanya demi menjaga nama baik sekolah, agar terkesan memiliki kualitas pendidikan yang baik, pihak Sekolah melakukan berbagai upaya untuk mempertinggi persentase angka kelulusan. Memberikan les tambahan di luar jam pelajaran standar misalnya, sebuah usaha yang patut diacungi jempol ya kan? Namun ketika pihak Sekolah telah kehabisan cara untuk mempertahankan kredibilitasnya sebagai sekolah terpandang, bisa jadi bukan hanya memperbolehkan peserta ujian untuk melakukan praktek-prektek ketidakjujuran, tetapi bahkan ikut membuka jalan agar siswa dengan mudah dapat memperoleh jawaban yang “belum tentu benar”, atau menyiapkan segepok lembar seratus ribuan yang diserahkan kepada sang pemberi jawaban. Mirisnya lagi, sang dewa yang diagung-agungkan untuk memberi bocoran jawaban bukanlah orang yang jauh dari dunia pendidikan, bahkan mungkin personil tangguh dari jajaran tim akademis yang setiap hari selalu mengkoar-koarkan teori relativitas einstein atau struktur kalimat S-P-O-K.

BAB IV
Cara Mengatasi Perilaku Menyontek

Meskipun tenaga pengajar harus mengambil tindakan untuk mempertahankan dan mengembangkan pola perilaku dipihak siswa yang mendukung belajar disekolah, namun ia akan tetap dihadapkan pada perilaku yang menghambat dan di fromokasikan dengan siswa yang menganggu dan mengancam.
Pada saat ini, tidak dapat disangkal bahwa guru dikelas kerap ditantang untuk mengatasi tingkah laku sejumlah siswa yang deskruftif, lebih – lebih dikota besar. Gejala umum ini bersumber pada berbagai faktor penyebab,yaitu runtuhnya disiplin hidup bersama dalam masyarakat, menipisnya kesadaran dan tanggung jawab sosial banyak kalangan, suasana sekolah yang kurang memberikan kepuasan pada siswa, rasa ketertiban sebagai tenaga kependidikan dipihak sejulah guru yang mengendor.
Guru sebagai orang terdekat dalam pembelajaran disekolah, memiliki tanggung jawab membimbing siswa. Tindakan guru pada umumnya dalam pelaksanaan ujian dan ulangan dengan memberikan penguatan dan peneguhan terhadap sikap dan perilaku mereka yang positif, dimana mereka berusaha sendiri menyelesaikan tugasnya dengan baik dan tertib.
Namun bila tidak ada perilaku positif yang dapat diberikan penguatan dan peneguhan maka dibutuhakan pendekatan lain yaitu:
Cuing Promping, yaitu siasat memberikan tanda, guru menyajikan suatu perangsang yang berfungsi sebagai pemberitahuan bahwa siswa diharapkan berbuat sesuatu yang sebenarnya dapat mereka lakukan, tetapi belum dilakukan.
Model, yaitu guru memberikan model yang ditiru oleh siswanya.
Shaping, yaitu membuat tingkah laku secara berlahan – lahan, yaitu setiap tingkah laku siswa, seperti mengatur buku, menyapa guru atau teman, cara ini memerlukan kesabaran yang sangat dari guru.
Adapun tindakan kuratif guru, berlaku bagi siswa yang sudah terbiasa dengan contek mencontek, dengan memberikan peringatan . bentuk kongkrit dari peringatan dapat bermacam- macam, yaitu :
Teguran Verbal, yaitu mendekati siswa tertentu dengan berbicara suara kecil sehingga tidak terdengar oleh teman sekelas.
Mengambil suatu hal yang digemari atau disukai siswa, seperti mengikuti kegiatan tertentu atau menyerahkan benda yang dipegangnya.
Mengisolasi siswa dari teman – temannya untuk waktu tidak terlalu lama, seperti memindahkannya diruang kosong atau tempat yang jarang dilalui orang.
Jadi dari bentuk tindakan guru yang telah dipaparkan, guru dapat membantu siswanya untuk meninggalkan kebiasaan menyontek dalam ujian atau ulangan dengan berusaha.
Membentuk hubungan saling menghargai antara guru –siswa, serta menolong murid bertindak jujur dan tanggung jawab.
Membuat dan mendukung peraturan sehubungan dengan menyontek, karena siswa memahami peraturan dari tindakan guru.
Mengembangkan kebiasaan dan keterampilan belajar yang baik dan menolong siswa merencanakan, melaksanakan cara belajar siswa.
Tidak membiarkan siswa menyontek jika hal tersebut terjadi dalam kelas dengan teguran atau cara lain yang pantas dengan perbuatannya, sebagai penerapan disiplin.
Menekankan “ Belajar” lebih sekedar mendapat nilai, yaitu membantu siswa memahami arti belajar sebagai suatu tujuan mereka sekolah, dan nilai akan berarti bila murni dengan kemampuan siswa sendiri.
Bertanggung jawab merefleksikan “kebenaran dan kejujuran”, yaitu guru menjadikan diri sebagai teladan siswa dalam menanamkan nilai kebenaran dan kejujuran.
Menggunakan test subjektif sebagai dasar proses ulangan dan ujian.



BAB V
Kesimpulan dan Saran

Menyikapi fenomena contek mencontek dikalangan para siswa sebenarnya kita bisa saja memutus rantai itu dengan menumbuhkan imej dari remaja tersebut bahwa kita bisa solider dalam banyak tetapi dalam ujian tunggu dulu. kita kerja sendiri-sendiri, dengan sikap seperti itu maka diharapkan akan meminimalisasi contek menyontek di kalangan remaja. Tumbuhkan rasa percaya diri dengan merasa puas akan hasil kerja sendiri. Mengubah kebiasaan. Mungkin pada awalnya memang bukan hal gampang, tapi kalau kita memang meniatkan dalam hati, percaya deh, nggak ada satu hal apa pun yang nggak mungkin.

Makalah Sejarah Lamongan


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Suatu daerah, kota atau suatu wilayah pasti mempunyai sejarah dan latar belakang berdirinya daerah tersebut. Setiap daerah juga mempunyaii kesejarahan yang berbeda-beda dari daerah satu atau daerah lainnya, itu semua dikarenakan latar budaya yang dimiliki masing-masing daerah juga berbeda-beda.
Kesejarahan Kabupaten Lamongan dibanding dengan beberapa wilayah Kabupaten Lainnya di Jawa Timur seolah tenggelam dalam khasanah kesejarahan yang beredar di masyarakat Indonesia pada umum. Beberapa daerah kabupaten lain di sekitar Lamongan mungkin sangat dikenal oleh banyak orang baik dari aspek kesejarahan wilayahnya ataudari segi budayanya, kita ambil contoh Mojokerto dengan kerajaan Majapahitnya, Kabupaten Tuban dengan sejarah adipati Ranggalawe-nya yang juga terkenal pada era pemerintahan kerajaan Majapahit. Sejarah tidak banyak mencatat tentang keberadaan Kabupaten/wilayah Lamongan secara terperinci dibandingkan dengan Kadipaten atau Kerajaan Tuban terlebih bila dibandingkan dengan Majapahit.
Dalam makalah ini dijelaskan beberapa penggalan sejarah Kabupaten Lamongan yang telah berhasil dihimpun oleh Pemerintah Daerah Lamongan dan juga beberapa sumber lain yang saling menguatkan terhadap kesejarahan tersebut dan banyak lagi tenang penjelasan tentang sejarah wilayah Lamongan.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang makalah diatas diperoleh perumusan masalah sebagai berikut :
  1. Bagaimana gambaran wilayah lamongan pada masa pra sejarah ?
  2. Bagaimana asal usul lamongan ?
  3. Bagaimana perkembangan agama dan kebudayaan pada saat itu ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah lamongan
2. Untuk memenuhi tugas dari bapak dan ibu guru disekolah

Selengkapnya Download DISINI >>>>